Jangan main main dengan kelaminmu

Hampir semua tulisan Djenar menyingkap sisi kehidupan yang di-tabu-kan oleh masyarakat kita.Pembaca yang baru mengenalnya akan terusik, bisa jadi merasa tertampar oleh cerpen-cerpen yang disajikannya dengan gaya pengucapan eksperimental dan inovatif.

Perempuan yang sangat mencintai keluarganya ini -istri Edhi Widjaja, ibu dari dua orang putri yang cantik-cantik, Banyu Bening dan Btari Maharani- mungkin hanya sekedar menyodorkan cermin kepada pembacanya. Cermin yang jujur dan menampakkan apa yang terjadi dihadapannya. Cermin yang selama ini terlarang untuk ditatap, mungkin.

Hanya satu kata ini yang tepat untuk mengomentari karya Djenar Maesa Ayu, kelahiran jakarta, 14 Januari 1973. Karya-karyanya yang berani membuat penulis perempuan ini sering dimaki sekaligus dicintai. Cerpen-cerpennya telah tersebar di berbagai media massa Indonesia, seperti Kompas, Republika, majalah Cosmopolitan, Lampung Post, majalah Djakarta!.
Buku pertamanya yang berjudul "Mereka Bilang, Saya Monyet" telah terbit, cetak ulang beberapa kali dan masuk dalam nominasi 10 besar buku terbaik Khatulistiwa Literary Award 2003, selain juga akan diterbitkan kedalam bahasa inggris. Saat ni cerpen dengan judul yang sama sedang dalam proses pembuatan ke layar lebar. Cerpen "Waktu Nayla" menyabet predikat Cerpen Terbaik Kompas 2003, yang dibukukan bersama cerpen "Asmoro" dalam antologi cerpen pilihan kompas itu. S

ementara cerpen "Menyusu Ayah" menjadi Cerpen Terbaik 2002 versi Jurnal Perempuan dan diterjemahkan oleh Richard Oh kedalam bahasa inggris dengan judul "Suckling Father" untuk dimuat kembali dalam Jurnal Perempuan versi bahasa inggris, edisi kolaborasi karya terbaik  Jurnal Perempuan.
 Download disini

Sebelum meninggalkan blog ini, jangan lupa untuk mengomentari artikel ini.

J

0 komentar:

Posting Komentar